Sunday, June 28, 2009

Bagaimana orang menentukan jenis kelamin bayi dalam kandungan?

Bagaimana orang menentukan jenis kelamin bayi dalam kandungan?

Beberapa orang tentu ingin tahu jenis kelamin anaknya ketika masih berada dalam kandungan. Hal ini yang mendorong adanya penemuan baru dibidang kedokteran dalam bidang pregnance. Salah satu metode terkenal adalah Amniosentesis.

Sel-sel yang ada dalam cairan amnion pada umumnya bersal dari janin. Cairan ini diperiksa dan selanjutnya dapat diketahui jenis kelamin bayi. Oleh karena risiko terhadap kesehatan janin dan ibunya, yang walaupun minimalnya belum jelas, dank arena pertanyaan moral yang kontroversional mengenai pengguguran kandungan untuk memilih jenis kelamin maka hanya ada sedikit dokter yang mau melakukan Amniosentesis. Contoh ini termasuk ibu yang membawa gen penyebab cacat (lethal) yang berkaitan dengan kromosom X seperti hemophilia atau distorsi Duchenne yang hanya dapat diturunkan pada anak laki-laki.

Amniosentesis dengan tujuan genetic-termasuk menentukan jenis kelamin anak- biasanya dilakukan pada saat usia kehamilan mencapai 16 hingga 18 minggu, dihitung dari pertama periode menstruasi terakhir. Saat itu perkembangan janin sudah cukup untuk memperoleh hasil akurat dengan analisis kromosom.

Pertama-tama dilakukan senografi: gelombang bunyi depancarkan lewat dinding perut ibu hamil. Kemudian pantulan gelombang oleh struktur dalam rahim, dan diterjemahkan menjadi bentuk dilayar. Bentuk ini mengungkapkan posisi dari plasenta dan kepala serta badan bayi. Proses berikutnya , jarum sepanjang 10 cm ditusukkan menembus kulit ibu dan dinding rahim, masuk ke dalam ruang amniotic (pada beberapa rumah sakit digunakan anestesi lokal). Setiap upaya dilakukan untuk menusukkan jarum ke dalam kantong cairan yang paling baik, sejauh mungkin dari struktur janin; senografi kadang-kadang digunakan untuk membimbing dokter ketika melakukan hal itu. Contoh cairan diambil untuk dianalisis. Sonografi dan prosedur pengambilan cairan memerlukan waktu sekitar satu jam.

Sel-sel janin yang diperoleh dengan amniosentesis (yang pada umunya diperoleh dari kulit, namun dapat berasal dari saluran pernapasan atau saluran pencernaan, tali pusar, dan seterusnya) dipisakhan dari cairan yang ada disekelilingnya. Untuk memperoleh jumlah yang cukup agar dapat dianalisa, laboratorium membiakkan sel-sel janin dalam medium yang mengandung vitamin, mineral, dan anti biotic. Dalam medium itu, sel-sel itu bertambah banyak dengan membelah diri selama periode 3 minggu, saat proses itu senyawa kimia ditambahkan untuk menghentikan proses pada waktu sel membelah ketika kromosom dapat dilihat. Kemudian dari contoh sel diwarnai dan diperiksa dengan pembesaran yang kuat; dua puluh sampai dua puluh lima sel dianalisis secara rinci, dan beberapa diambil fotonya. Struktur kromosom yang terlihat dengan pewarnaan menunjukkan tipenya, pada gilirannya akan mengungkapkan jenis kelamin bayi.

Kromosom adalah struktur yang memanjang dalam inti sel, yang mengandung DNA, gen-gen yang menentukan faktor hereditas. Jumlah kromosom sama untuk setiap jenis; misalnya manusia mempunyai 46 kromosom, namun lalat buah hanya mempunyai 8 kromosom. Dalam setiap sel kromosom muncul berpasangan, satu dari telur (ovum) yang lain dari sel sperma (spermatozoid). Di antara kromosom kita ada dua yang menentukan jenis kelamin. Perempuan mempunyai pasangan kromosom XX dan laki-laki Xy. Sebelum dibuahi, sel telur dan sel sperma mengalami pembelahan inti sel, yang mengurangi jumlah kromosom dalam setiap sel menjadi separuhnya. Jadi membuka jalan bagi keduanya untuk saling bertautan. Setelah terjadi pertautan sel, setiap sel telur mengandung satu kromosom X, dan setiap sel sperma membawa satu kromosom X atau Y. Jika telur dibuahi oleh sperma yang membawa kromosom X, keturunan akan menjadi perempuan (XX); jika sperma mengandung kromosom Y, maka janin akan berkembang menjadi laki-laki (XY).


No comments:

Post a Comment